A.
Konsep Dasar Psikologi Kognitif
Psikologi Kognitif merupakan cabang
ilmu yang mempelajari proses mental, bagaimana manusia berpikir, merasakan,
mengingat, belajar dimana otak akan menjalankan fungsi utamanya yang disebut
dengan berpikir. Dalam hal ini otak adalah sistem fisik dalam bekerja pada
batas hukum alam dan kekuatan sebab akibat, bisa menampung sebanyak-banyaknya,
apapun item yang masuk kedalam memorinya secara simultan. Kemampuan membedakan
hasil penginderaan, menghasilkan kemampuan lebih tinggi, membentuk kategori
konseptual. Sudarwan dan Khairil (2010) menyebutkan bahwa psikologi kognitif
akan berusaha untuk menggambarkan cara kerja pikiran dan membuat dunia lebih
baik dari yang seharusnya. Menurut teori kognitif belajar dan pembelajaran mengakui
pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor lingkungan
dalam berintekrasi yang berjalan terus menerus sepanjang hayat.
Aliran kognitif mulai muncul pada
tahun 60-an sebagai gejala ketidakpuasan terhadap konsep manusia menurut behaviorisme
dan humanistik. Gerakan ini tidak lagi memandang manusia sebagai makhluk yang
bereaksi secara pasif terhadap lingkungan, melainkan sebagai makhluk yang
selalu berfikir (Homo Sapiens). Paham kognitifisme ini tumbuh akibat
pemikiran-pemikiran kaum rasionalisme yang menyatakan bahwa manusia itu dapat
berpikir lebih baik dari makhluk hidup lainnya.
Solso, dkk., (2008 : 2) menyatakan
bahwa Psikologi kognitif adalah ilmu yang menyelidiki pola pikir manusia.
Psikologi kognitif membahas persepsi terhadap informasi (Anda membaca
pertanyaan), membahas pemahaman terhadap informasi (Anda memahami inti
pertanyaan tersebut), membahas alur pikiran (Anda menentukan apakah anda
mengetahui jawabannya atau tidak), dan membahas formulasi dan produksi jawaban
Anda.Kemudian psikologi kognitif dapat pula dipandang sebagai studi terhadap
proses-proses yang melandasi dinamika mental.Sesungguhnya, psikologi kognitif
meliputi segala hal yang kita lakukan.
Winkel (2007 : 119) menyatakan bahwa
Psikologi kognitif adalah salah satu cabang dari psikologi umum dan mencakup
studi ilmiah tentang gejala-gejala kehidupan mental/psikis sejauh berkaitan
dengan cara manusia berpikir, seperti terwujud dalam memperoleh pengetahuan,
mengolah aneka kesan yang masuk melalui penginderaan, menghadapi
masalah/problem untuk mencari penyelesaian, serta mengali dari ingatan
pengetahuan dan prosedur kerja yang dibutuhkan dalam menghadapi tuntutan hidup
sehari-hari.
Gredler dalam Uno (2006 : 10)
menyatakan bahwa Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang
lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Bagi
penganut aliran ini, belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus
dan respons. Namun lebih erat dari itu, belajar melibatkan proses berpikir yang
sangat kompleks.
Dalyono (2007 : 34) bahwa Dalam
teori belajar kognitif dinyatakan bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya
dikontrol oleh “reward” dan “reinforcement”. Mereka ini
adalah para ahli jiwa aliran kognitifis.Menurut pendapat mereka, tingkah laku
seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau
memikirkan situasi di mana tingkah laku itu terjadi.
Berdasarkan penjelasan dari berbagai
ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa teori belajar menurut aliran psikologi
kognitif adalah suatu cara belajar yang lebih mementingkan proses belajar yakni
bagaimana seorang anak dapat berproses dan mengorganisasikan pengetahuannya
secara berkala, daripada hasil yang diperoleh dari proses belajar itu sendiri.
Sehingga mengakibatkan perilaku seseorang berdasarkan oleh pandangan dan
pengalamannya menegnai situasi yang berkaitan dengan apa yang menjadi tujuan
belajarnya atau bisa juga disebut sebagai model belajar preseptual.
Psikologi kognitif berfokus menggali
sebagai spesifikasi dari otak manusia tersebut.Kognisi adalah suatu perabot
dalam benak manusia sebagai pusat penggerak berbagai aktivitas untuk mengenali
lingkungan, melihat berbagai masalah, menganalisa beragam masalah, mencari
informasi baru, menarik kesimpulan. Aliran kognitif adalah suatu proses mental
yang aktif untuk mencapai, mengingat dan menggunakan pengetahuan, maka dengan
itu sebuah perilaku yang tampak tidak dapat diukur, diamati tanpa melihat
proses mentalnya, seperti : (1) motivasi. (2) kesengajaan. (3) keyakinan dan
sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa psikologi kognitif adalah cabang ilmu
yang mempelajari tentang proses mental yang aktif untuk memperoleh informasi
untuk akhirnya terjadinya perubahan tingkah laku. Berikut akan dibahas
teori-teori belajar yang ada dalam psikologi kognitif.
B.
Jenis-jenis Belajar Kognitif
1.
Teori Belajar Pengolahan Informasi
Informasi itu disampaikan ke memori
jangka pendek dan sistem penampungan memori kerja. Apabila informasi di dalam
kedua penampungan tersebut diulang-ulang atau disandikan, maka dapat dimasukkan
ke dalam memori jangka panjang. Kebanyakan, peristiwa lupa terjadi karena
informasi di dalam memori jangka pendek tidak pernah ditransfer ke memori
jangka panjang. Tapi bisa juga terjadi karena seseorang kehilangan kemampuannya
dalam mengingat informasi yang telah ada di dalam memori jangka panjang.
Bisa juga karena interferensi, yaitu terjadi apabila informasi bercampur dengan
atau tergeser oleh informasi lain.
- Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar Kontruktivisme
memandang bahwa :
- Belajar berarti mengkontruksikan makna atas informasi dari masukan yang masuk ke dalam otak.
- Peserta didik harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri.
- Peserta didik sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip tersebut apabila sudah dianggap tidak bisa digunakan lagi.
- Peserta didik mengkontruksikan pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar