A. Biografi
Gagne
Robert
Mills Gagne (21 Agustus 1916 s.d 28 April 2002), Gagne lahir di Andover Utara,
Massachusetts. Ia mendapatkan gelar A.B dari Universitas Yalepada tahun 1937
dan gelar Ph.D dari Universitas Brown pada tahun 1940. Gagne pernah menjabat
sebagai direktur riset untuk angkatan udara (1949-1958) di Lackland, Texas dan
Lowry, Colorado. Ia pernah bekerja sebagai konsultan dari departemen pertahanan
(1958-1961) dan untuk dinas pendidikan Amerika Serikat (1964-1966), selain itu
ia juga bekerja sebagai direktur riset pada Institut penelitian Amerika di
Pittsburgh (1962-1965). Hasil kerja Gagne memiliki pengaruh besar pada
pendidikan Amerika dan pada pelatihan militer dan industri. Gagne dan L. J. Briggs
ada diantara pengembangan awal dari teori desain sistem instruksional yang
menunjukkan bahwa semua komponen dari pelajaran atau periode instruksi dapat
dianalisis dan semua komponen yang dapat dirancang untuk beroperasi
bersama-sama sebagai suatu rencana untuk pengajaran.
B. Psikologi
Pembelajaran Matematika Menurut Gagne
Robert M. Gagne
adalah seorang ahli psikologi yang banyak melakukan penelitian mengenai fase-fase
belajar, tipe-tipe kegiatan belajar, dan hirarki belajar. Dalam penelitiaannya
ia banyak menggunakan materi matematika sebagai medium untuk menguji penerapan
teorinya. Di dalam teorinya Gagne juga mengemukakan suatu klasifikasi dari
objek-objek yang dipelajari di dalam matematika.
Menurut Gagne
tingkah laku manusia sangat bervariasi dan berbeda dihasilkan dari belajar. Kita
dapat mengklasifikasikan tingkah laku sedemikian rupa sehingga dapat diambil
implikasinya yang bermanfaat dalam proses belajar. Gagne mengemukakan bahwa ketrampilan-ketrampilan
yang dapat diamati sebagai hasilhasil belajar disebut kemampuan-kemampuan atau
disebut juga kapabilitas.
Gagne
mengemukakan 5 macam hasil belajar atau kapabilitas tiga bersifat kognitif,
satu bersifat afektif dan satu bersifat psikomotor. Hasil belajar menjadi lima
kategori kapabilitas sebagai berikut:
1. Informasi
Verbal
Kapabilitas
informasi verbal merupakan kemampuan untuk mengkomunikasikan secara lisan
pengetahuannya tentang fakta-fakta. Informasi verbal diperoleh secara lisan, membaca
buku dan sebagainya. Informasi ini dapat diklasifikasikan sebagai fakta,
prinsip, nama generalisasi. Contoh, siswa dapat menyebutkan dalil Phytagoras
yang berbunyi, “pada segitiga siku-siku berlaku kuadrat sisi miring sama dengan
jumlah kuadrat sisi-sisi siku-sikunya.”
2. Ketrampilan
Intelektual
Kapabilitas
keterampilan intelektual merupakan kemampuan untuk dapat memperbedakan,
menguasai konsep, aturan, dan memecahkan masalah. Kemampuan-kemampuan tersebut
diperoleh melalui belajar. Kapabilitas keterampilan intelektual menurut Gagne
dikelompokkan dalam 8 tipe belajar yaitu belajar isyarat, belajar stimulus
respon, belajar rangkaian gerak, belajar rangkaian verbal, belajar
memperbedakan, belajar pembentukan konsep, belajar pembentukan aturan, dan
belajar pemecahan masalah.
3. Strategi
Kognitif
Kapabilitas
strategi kognitif adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan serta mengembangkan
proses berpikir dengan cara merekam, membuat analisis dan sintesis. Kapabilitas
ini terorganisasikan secara internal sehingga memungkinkan perhatian, belajar,
mengingat, dan berfikir anak terarah. Contoh, siswa mampu menyusun langkah-langkah
penyelesaian masalah matematika.
4. Sikap
Kecenderungan
merespon secara tepat terhadap stimulus atas dasar penilaian berdasarkan
stimulus tersebut. Respon yang diberikan seseorang terhadap suatu objek mungkin
positif mungkin pula negatif. Tergantung penilaian terhadap objek yang
dimaksud. Contoh, saat siswa tertarik belajar matematika maka responnya kan
positif terhadap semua pembelajaran matematika namun jika siswa sudah tidak berminat
untuk belajar matematika makan responnya kan negatif pada setiap pembelajaran
matematika.
5. Keterampilan
Motorik
Untuk mengetahui
ketrampilan motorik seseorang kita bisa melihat dari kecepatan, ketepatan, dan
kelancaran gerakan otot-otot serta badan yang diperlihatkan oleh orang
tersebut. Kemampuan dalam mendemonstrasikan alat peraga matematika seperti
menggunakan penggaris ataupun jangka merupakan ketrampilan tingkah laku
kapabilitas ini. Berdasarkan analisisnya tentang kejadian-kejadian belajar, Gagne
menyarankan kejadian-kejadian instruksi.. Kejadiankejadian instruksi itu
adalah:
a. Mengaktifkan motivasi (Activating
motivation)
b. Memberi tahu tujuan-tujuan
belajar
c. Mengarahkan perhatian (Directing
attention)
d. Merangsang ingatan (Stimulating
recall)
e. Menyediakan bimbingan belajar
f. Meningkatkan retensi (Enhancing
retention)
g. Melancarkan transfer belajar
h. Mengeluarkan penampilan/dan
memberikan umpan balik.
C. Aplikasi
Pemikiran Gagne Dalam Pembelajaran
Matematika
Dalam pembelajaran
menurut Gagne, di dalam mengajar sebaiknya lakukanlah kegiatan dengan urutan
sebagai berikut:
1. Membangkitkan dan memelihara
perhatian
2. Merangsang siswa untuk
mengingat kembali konsep, aturan dan keterampilan
3. Menyajikan situasi atau
pelajaran baru
4. Memberikan bimbingan belajar
5. Memberikan Feedback atau
balikan
6. Menilai hasil belajar
7. Mengupayakan transfer belajar.
8. Memantapkan apa yang
dipelajari dengan memberikan latihan-latihan.
Bertitik tolak
dari model belajarnya, yaitu model pemrosesaninformasi, Gagne mengemukakan delapan
fase dalam satu tindakan belajar (learning act) anatara lain:
1. Fase Motivasi
(Motivatim
Phase)
Siswa (yang
belajar) harus diberi motivasi untuk belajar dengan harapan, bahwa belajar akan
memperoleh hadiah.
2. Fase
Pengenalan (Apperehending
Phase)
Siswa harus memberikan perhatian
pada bagian-bagian yang esensial darisuatu kejadian instruksional, jika belajar
akan terjadi. Misalnya, siswa memperhatikan aspek-aspek yang
relevan tentang apa yang
ditunjukkan guru, dan menandainya untuk setiap bab.
3. Fase
Perolehan (Acquisition
Phase)
Bila siswa
memperhatikan informasi yang relevan, maka via telah siap untuk menerima
pelajaran. Informasi yang disajikan, sudah dikemukakan dalam bab-bab terdahulu,
bahwa informasi tidak langsung disimpan dalam memori, melainkan diubah menjadi
bentuk yang bermakna yang dihubungkan dengan informasi yang telah ada dalam
memori siswa. Siswa
4. Fase Retensi (Retentim Phase)
Informasi yang
baru diperoleh harus dipindahkan dari memori jangka pendek ke memori jangka
panjang. Ini dapat terjadi melalui pengulangan kembali (rehearsal),
praktek (practice), elaborasi atau lain-lainnya.
5. Fase
Pemanggilan (Recall)
Mungkin saja
kita dapat kehilangan hubungan dengan informasi dalam memori jangka panjang.
Jadi bagian penting dalam belajar ialah belajar memperoleh hubungan dengan apa yang
telah kita pelajari, untuk memanggil (recall) informasi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pemanggilan dapat ditolong dengan memperhatikan kaitan-kaitan
antara konsep-konsep, khususnya antara informasi baru dan pengetahuan
sebelumnya.
6. Fase
Generalisasi
Biasanya
informasi itu kurang nilainya jika tidak dapat diterapkan di luar konteks
dimana informasi itu dipelajari. Jadi, generalisasi atau transfer informasi
pada situasi-situasi baru
merupakan fase kritis dalam belajar.
Transfer dapat ditolong dengan meminta para siswa menggunakan keterampilanketerampilan
berhitung baru untuk memecahkan masalahmasalah nyata.
7. Fase
Penampilan
Para siswa harus
memperlihatkan, bahwa mereka telahb belajar sesuatu melalui penampilan yang
tampak. Misalnya, setelah mempelajari bagaimana menggunakan busur derajat dalam
pelajaran matematika, para siswa dapat mengukur besar sudut. Setelah mempelajari
penjumlahan bilangan bulat, siswa dapat menjumlahkan dua bilangan yang
disebutkan oleh temannya.
8. Fase Umpan
Balik
Para siswa harus
memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka, yang menunjukkan apakah
mereka telah atau belum mengerti tentang apa yang diajarkan. Umpan balik ini
dapat memberikan reinforsemen pada mereka untuk penampilan yang berhasil.
Dikutip dari: (Zubaidah Amir, M.Pd. dan Dr. Risnawati, M.Pd., 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar