Arsip Blog

Sabtu, 25 Mei 2019

Teori Skinner dalam Pembelajaran Matematika




Biografi B.F Skinner
Skinner lahir di Susquehana pada tahun1904. Ia mencapai gelar master dan Ph.D di Universitas Harvard. Mula-mula ia memutuskan untuk menjadi penulis, meskipun ayahnya menghendaki menjadi ahli hukum, karena ayahnya juga seorang ahli hukum. Pada tahun 1938 Ia menulis buku “the Behavior of Organism”.
Skinner dalam mengembangkan teorinya dipengaruhi oleh Pavlov dan Thorndike, lebih-lebih hukum epek dari hukum Thorndike. Skinner berpendapat bahwa ilmu yang benar tentang perilaku manusia harus didasarkan pada fakta empiris yang kuat (Duane P. Schultz dan Sydney Ellen Schultz, 2013:403-405)

Teori B.F Skinner
Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan). Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122).

Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
a.    Belajar itu adalah tingkah laku.
b.    Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
c.    Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
d.    Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku (Haryu Islamuddin, 2012:82)

Aplikasi Teori Skinner dalam Pendidikan
Skinner mengemukakan bahwa kontrol yang posifit (menyenangkan) mengandung sikap yang menguntungkan terhadap pendidikan, dan lebih efektif bila digunakan. Skinner mengemukakan peran utama dari pendidik adalah menciptakan kondisi agar hanya tingkah laku yang diinginkan saja yang diberi penguatan. Skinner menganjurkan untuk melakukan analisis langsung terhadap aktifitas-aktifitas yang
terjadi dalam situasi praktis untuk mengenal tingkah yang pantas dan tidak pantas secara tepat.
Pendidik hendaknya membuat catatan dari kemajuan siswa, sehingga dapat dilakukan perubahan program yang diperlukan siswa. Pendidik juga perlu mengetahui dan menentukan tugas-tugas mana yang akan dilaksanakan, bagaimana cara melaksanakannya dan hasil-hasil apa yang diharapkan.
a.    Fokus nyata dalam pendidikan dan pengajaran adalah pemberian penguatan yang konsisten, segera dan positif bagi tingkah laku yang tepat dan bagi pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran yang diharapkan. Pengajaran yang berprogram adalah salah-satu model yang diajukan Skinner berdasarkan teori belajarnya. Ada beberapa prinsip pengajaran yang dapat digunakan antara lain (Haryu Islamuddin, 2012: 82):
b.    Perlu adanya tujuan yang jelas dalam pengertian tingkah laku apa yang diharapkan dicapai oleh para siswa. Tujuan diatur sedemikian rupa secara bertahap, dari sederhana menuju yang kompleks.
c.    Hasil belajar harus segera diberitahukan, jangan ditunda. Harus segera diberi feed back, jika salah dibetulkan, jika benar diberi reinforcement.
d.    Proses belajar hendaknya mengikuti irama dari si pelajar.
e.    Bahan pengajaran terprogram secara linear, yaitu sistem modul.
f.    Tes hendaknya lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostik.
g.    Dalam proses belajar mengajar dipentingkan aktivitas sendiri.
h.    Tidak menggunakan hukuman dalam pendidikan.
i.     Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk menghindari pelanggaran agar tidak menghukum.
j.     Tingkah laku yang tidak diinginkan, bila dilakukan siswa, diberikan perhatian, tetapi tingkah laku yang diinginkan diberi reward.
k.    Hadiah diberikan bila diperlukan.
l.      Sangat mementingkan shaping, yaitu pengajarahan agar mencapai tujuan.
m.   Mementingkan kebutuhan yang menimbulkan tingkah laku yang operan.
n.    Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.
o.    Melaksanakan mastery learning. Yaitu anak mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya masing-masing, karena tiap anak berbeda irama belajarnya.
p.    Program belajar remedial bagi siswa yang memerlukan, harus diberikan agar mencapai prinsip belajar tuntas.
Contoh Penerapan Teori Skinner dalam Kasus Matematika; Seorang siswa diberi soal matematika sederhana dan siswa dapat menyelesaikannya sendiri. Guru memuji siswa karena telah berhasil menyelesaikan soal tersebut. Dengan peristiwa ini siswa merasa yakin atas kemampuannya, sehingga timbul respon mempelajari pelajaran berikutnya yang sesuai atau lanjutan apa yang dapat dia selesaikan tadi. Selanjutnya dikatakan bahwa pada umumnya stimulus yang demikian pada umumnya mendahului respon yang ditimbulkan. Belajar dengan respondent conditioning ini hanya efektif jika suatu respon timbul karena kehadiran stimulus tertentu.
Contoh lainnya dalam matematika seorang siswa yang terbiasa melakukan perhitungan matematika berupa operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian akan lebih mudah mengerjakan soal yang berhubungan dengan operasi-operasi tersebut dengan cepat dan tanpa pemikiran yang lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar