William Arthur Brownell
Salah
satu ahli yang memberikan sumbangan pikiran dalam teori belajar adalah William
Arthur Brownell adalah tokoh besar dalam matematika pendidikan di awal abad dua
puluh. Brownell lahir pada tanggal 19 Mei 1895 di Smethport Pennsylvania, dan
wafat pada tanggal 24 mei 1977. Ia menyelesaikan sekolah dasar dan menengahnya
di Smethport dan kemudian melanjutkan pendidikannya di Ailegheni College, di
mana mendapatkan gelar A.B. pada tahun 1917. Setelah lulus, dia kembali ke
kampung halamannya untuk mengajar di sekolah menengah setempat selama empat tahun.
Lalu ia pergi ke Illinois untuk mulai mengerjakan program pascasarjananya di pendidikan
psikologi di universitas Chicago Di Chicago.
Menurut
aliran psikologi Gestalt memandang bahwa pembelajaran harus ditekankan kepada
pengertian dan penuh makna (meaningful learning, atau meaning theory). William Brownell
mengemukakan pandangannya yang sesuai dengan aliran ini (sekitar tahun 1930-an).
Pandangannya ini didasarkan atas kenyakinan bahwa anak-anak pasti memahami apa
yang sedang mereka pelajari jika belajar secara permanen atau secara terus-menerus
untuk waktu yang lama.
Salah satu cara bagi anak untuk mengembangkan pemahaman
tentang matematika adalah dengan menggunakan benda-benda tertentu ketika mereka
mempelajari konsep matematika. Sebagai contoh, pada saat anak-anak baru pertama
kali diperkenalkan dengan konsep membilang, mereka akan lebih mudah memahami
konsep itu jika mereka menggunakan benda konkret yang mereka kenal, seperti:
mangga, kelereng, bola, atau sedotan. Anak-anak yang berhasil dalam mengikuti
pelajaran pada waktu itu memiliki kemampuan berhitung yang jauh melebihi
anak-anak sekarang.
Dengan
kata lain, teori belajar William Brownell ini mendukung penggunaan benda-benda
konkret untuk dimanipulasikan sehingga anak-anak dapat memahami makna dari
konsep dan keterampilan baru yang mereka pelajari. Selanjutnya, penekanan pada
latih hafal dilakukan setelah anak didik memperoleh pengertian.
Pandangan
Brownell dalam Pembelajaran Matematika
Brownell
mengemukakan pandangannya terhadap aritmetika. Menurutnya kemampuan
mendemosntrasikan operasi-operai hitung secara mekanis dan otomatis tidaklah cukup.
Tujuan utama dari pengajaran aritmetika adalah mengembangkan atau pentingnya
kemampuan berfikir dalam situasi kuantitatif. Brownell mengusulkan agar
pengajaran aritmetika pada anak lebih menantang kegiatan berfikirnya dari pada
kegiatan mengingatnya (menghafal). Usulannya ini sesuai dengan Mex Wertheimer
(seorang gestaltis yang mula-mula menghubungkan pekerjaannya dengan proses
belajar di kelas), (M.Dalyono, 1997: 36). Program aritmetika di SD haruslah membahas
tentang pentingnya (significance)
dan makna (meaning)
dari bilangan. Pentingnya bilangan (the
significance of number) adalah nilainya atau
pentingnya dalam kehidupan keseharian manusia.
Jadi,
pembelajaran aritmetika yang dikembangkan oleh Brownell, menekankan bahwa keterampilan
hitung tidak hanya sekedar mengetahui cara menyelesaikan prosedur-prosedur tetapi
juga harus mengetahui bagaimana prosedur-prosedur tersebut bekerja atau dengan
kata lain harus mengetahui makna dari apa yang dipelajari.
Implikasi
teori perkembangan kognitif Brownell dalam
pembelajaran
sebagai berikut:
a. Bahasa
dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu, guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
b. Anak-anak
akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru
harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
c. Bahan
yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
d. Berikan
peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
e. Siswa
hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan siswa lain.
f. Siswa
tidak dilarang untuk menghafal konsep, aturan atau rumus-rumus Matematika,
setelah terlebih dahulu mereka memahaminya dengan baik.
Setiap
konsep yang disajikan guru harus diberikan dengan pengertian artinya semua yang
dipelajari siswa harus dipahami dahulu sebelum sampai hafalan atau latihan yang
sifatnya mengasah otak atau melatih keterampilan. Pengaplikasian teori kognitif
Brownell dalam belajar bergantung pada akomodasi. Kepada siswa harus diberikan suatu
area yang belum diketahui agar ia dapat belajar, karena ia tidak dapat belajar
dari apa yang telah diketahui saja dengan adanya area baru, siswa akan
mengadakan usaha untuk dapat mengakomodasikan.
Dengan
demikian, dalam teori bermakna yang dikembangkan oleh Brownell bahwa pengajaran
operasi hitung akan mudah dipahami oleh siswa apabila makna bilangan dan operasinya
diikutsertakan dalam proses operasi. Kita percaya bukan keputusan mengajarkan
matematika dengan bermakna saja yang dapat menyebabkan perubahan dalam
reformasi pendidikan, tetapi bagaimana cara kita menginterpretasikan istilah
pembelajaran matematika yang bermakna yang telah dan akan melanjutkan usaha
perbaikan dalam matematika.
Sumber:
(Zubaidah Amir, M.Pd. dan Dr. Risnawati, M.Pd., 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar